Jumat, 01 Februari 2008

Ketika kepribadian dianggap tidak penting, maka kehidupan orang menjadi sangat pragmatis, sehingga tidak ada lagi rasa pengabdian apalagi perjuangan. Padahal untuk membangun sebuah gerakan apalagi berskala nasional perlu pengabdian dan perjuangan. Tanpa itu semua orang akan kehilangan rasa pengabdian dan cenderung berlomba untuk mencari keuntungan pribadi, kebersamaan hilang, ego sendiri yang dibesarkan. Itulah yang membuat bangsa ini besar menjadi bangsa kecil, karena seluruh asetnya dijarah oleh rakyat dan pemerintah. Dengan tidak adanya rasa pengabdian itu maka komitmen pada bangsa apalagi negara menjadi sirna. Persis yang terjadi saat ini, orang berlomba menjarah uang negara, baik dengan cara korupsi atau melalui penetapan gaji yang sangat tinggi sehingga menguras dana negara. Ketika semangat nasionalisme tidak lagi ada karena telah dibunuh maka, semua pengusaha asing dibiarkan masuk berdagang di sini, bertani di sini, sehingga menggeser semua usaha rakyat pribumi. Rakyat pribumi semakin kehilangan lapangan pekerjaaan, sementara pemerintah bersama aparatnya lebih membela kepentingan kapitalis asing, untuk menumpas usaha pribumi. Rakyat menjadi semakin miskin, kriminalitas meningkan dan konflik sosial semakin memanas. Akibatnya integrasi sosial menjadi makin pudar.Bagaimana bangsa ini kembali bermartabat dan sekaligus sejahtera, maka tidak ada lain harus dimulai dari awal, yaitu dengan cara membangun kembali kepribadian mereka dengan melakukan character building. Agar mereka bangkit dari mental terjajah menjadi mental bebas. Demikian juga perlu dilakukan nation building, agar bangsa ini menajdi bangsa yang besar dan disegani, sehingga tidak dijadikan sasaran pemerasan dan penjajahan oleh bangsa lain.Memang agenda itu butuh persiapan matang dan butuh kesabaran karena membutuhkan waktu lama. Yang terpenting harus sabar menghadapi kritik dari kelompok oportunis, keleompok pragmatis yang sinis. Mereka yang tidak peduli terhadap pembentrukan kepribadian masyarakat dan bangsa?akan meremehkan agenda ini. Tetapi ini langkah strategis yang harus dijalankan untuk membangun kembali bangsa dan negara ini agar menjadi negara merdeka, berdaulat bermartabat dan sejahtera.Pemebentukan karakter atau kepribadian itu sebenarnya adalah penanaman moral dan motivasi.?Itu semua merupakan tugas dan tanggung jawab agama. Karena itu tidak aneh kalau sejak awal persiapan kemerdekaan lembaga agama khususnya pesantren aktif melakukan pembentukan karekter bangsa ini. Bahkan pada saatnya dibutuhkan juga melakukan pembentukan bangsa dan ikut berjuang dalam membentuk negara ini. Dalam kaitan inilah pesantren tidak pernah berhenti melakukan pembentuka kepribadian dan pembangunan bangsa. Mengingat semuanya ini merupakan tugas profetik dari agama.

Tidak ada komentar: